Masyarakat Kedamin Darat Tolak Perkebunan Sawit PT.BIA - Media Khatulistiwa

Breaking

Home Top Ad

kmiklan

Post Top Ad

Sunday, August 20, 2023

Masyarakat Kedamin Darat Tolak Perkebunan Sawit PT.BIA


Foto: Masyarakat yang kecewa meninggalkan pertemuan Forkopincam Putussibau Selatan, perwakilan PT.BIA, Aparatur Desa dan Masyarakat Kedamin Darat di Kantor Desa Kedamin Darat, Putussibau Selatan, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Sabtu (19/8/2023)/ Yohanes Santoso 

Kapuas Hulu, khatulistiwamedia.com-
Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopincam) Putussibau Selatan mempertemukan pihak perusahaan PT. Borneo Internasional Anugerah (PT. BIA) dengan masyarakat Desa Kedamin Darat, di Kantor Desa Kedamin Darat, Putussibau Selatan, Sabtu (19/8/2023). Masyarakat menyatakan menolak aktivitas perusahaan kelapa sawit tersebut di wilayah Kedamin Darat. Masyarakat yang kecewa tampak meninggalkan pertemuan tersebut saat Camat Putussibau Selatan berbicara.
Perwakilan Masyarakat Kedamin Darat, Aleksius Ajin mengatakan, mengatakan bahwa aktifitas PT. BIA tidak ada koordinasi dengan seluruh masyarakat. Mereka tiba-tiba langsung kerja. "Sekitar 100 meter areal yang mereka garap dengan alat berat, tiba-tiba ada masalah dengan pekerjaan mereka dan minta tetua adat Kedamin Darat untuk ritual nyengkelan," ucapnya. 
Masyarakat kemudian meminta dengan PJ untuk fasilitasi ketemu dengan pihak perusahaan, tapi itu tidak terjadi. Kemudian masyarakat minta pihak kecamatan untuk ketemukan PT. BIA dengan masyarakat namun itu tidak digubris selama empat minggu. Lalu pada tanggal 17 Agustus lalu, masyarakat Dusun Permai Baru, Desa Kedamin Darat, lakukan pertemuan dengan sesama masyarakat. "Hasilnya masyarakat menolak kehadiran PT.BIA karena tidak ada niat baiknya ke masyarakat Dusun Permai Baru," ucapnya.
Selanjutnya terkait pertemuan di kantor Desa Kedamin Darat, masyarakat tetap menolak PT.BIA. Kalau perusahaan itu tetap bekerja, masyarakat akan lakukan penutupan aktifitas perusahaan dialokasi milik masyarakat dengan cara ritual adat. "Masyarakat kami tidak mau dibodohi, perusahaan ini telah menjalankan usaha di Sungai Uluk, Jaras, tapi masyarakat belum dapat hasil plasma perkebunan sawit," ujar Ajin.
Tokoh Masyarakat Desa Kedamin Darat, Panasa, mengatakan masyarakat maunya pihak Kecamatan Putussibau Selatan bantu memfasilitasi perusahaan dengan masyarakat, sebelum bekerja lakukan pertemuan terbuka dengan masyarakat. Dengan begitu tentu ada kesepakatan dengan masyarakat yang tertuang kedalam MoU, mungkin tidak terjadi penolakan jika ini dilakukan. Namun pola kerjanya beda, mereka masuk dulu baru pertemuan. Masyarakat kecewa akan hal itu, bukan tahapan yang sebenarnya. "Kalau perusahaan tetap berjalan, sesuai kesepakatan masyarakat yang tertuang dalam berita acara maka akan diberlakukan sangsi adat," tegasnya.
Perwakilan PT.BIA, Indra  mengatakan bahwa pihaknya akan berhenti bekerja sementara waktu untuk mendinginkan suasana dengan masyarakat Kedamin Darat. Perusahaan akan koordinasi dengan Pemkab Kapuas Hulu serta mencari informasi lebih dalam untuk hal ini. "Masyarakat tadi minta setelah tiga hari ada pertemuan, nanti kami akan bertemu kembali dengan berkoordinasi lewat ketua adat," ucapnya.
Menurutnya keadaan saat ini hanya salah komunikasi, karena ada hadirnya salah satu perangkat desa yang salah, sehingga tidak bisa berjalan baik. "Perusahaan tidak ingin kehadiran investasinya justru bermasalah dengan masyarakat," ujarnya.
Camat Putussibau Selatan, Asmiardi menegaskan bahwa dari sisi pemerintahan pihaknya melihat peluang untuk serapan tenaga kerja, serta peluang bagi petani sawit mandiri dari kehadiran perusahaan. Asmiardi menuturkan ada oknum-oknum yang membuat penolakan, terkait pertemuan selanjutnya dirinya menyerahkan dengan pihak adat. "Itu pertemuan untuk mereka selesaikan masalah dengan oknum-oknum, biarkan secara adat saja," ucapnya.
Asmiardi optimis perusahaan tetap berjalan karena lapangan pekerjaan sudah susah. Kalau masyarakat menutup dan menolak maka kenali ke perusahaan lagi, mungkin di-enklave tanah masyarakat yang masuk peta. "Tanah yang masuk peta Perusahaan bukan berarti itu punya perusahaan, masyarakat yang mau enklave silahkan," tuntasnya.
Penulis: Yohanes Santoso 

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad