Kapuas Hulu - Direktur RSUD dr Achmad Diponegoro Putussibau, dr Poltak Sianturi mengatakan, terkait penyediaan obat yang kurang itu dikarenakan obatnya habis, selain itu juga di sebabkan oleh BPJS telat bayar.
"Artinya gini misalnya seperti tahun 2020, kita udah bulan ke enam, sementara belum ada pembayaran dari bulan satu sampe enam, jadi kita belanja obat itu utang dulu, nah karena utang dulu ada batas limitnya. Untuk penyedia ini memberikan obat ke kita, biasanya dua bulan kalo dua bulan kita tidak bayar, kita tidak bisa order lagi jadi terpending," katanya saat di temui di kantornya Putussibau Utara, Kapuas Hulu, belum lama ini.
Poltak menyampaikan, pihaknya harus lunaskan dan harus cepat, selain itu juga kadang - kadang terpending di penyedia nya sebab distribusi nya itu ke seluruh kabupaten terbatas. Jadi kadang - kadang kosong bukan karena pihak RS tidak order atau tertahan karen belum bayar, tetapi karena dari distributor nya juga habis.
"Nah itu memang karena penyedia sedang habis," ucapnya.
Untuk itu Poltak mengharapkan, bisa di bantu dengan dana APBD yang tidak harus menunggu pendapatan dari rumah sakit, pengadaan obat - obat bisa jauh lebih awal.
"Memang pada tahun 2020 ada dari APBD tapi untuk tahun - tahun sebelumnya untuk oprasional itu tidak ada," ujarnya.
Poltak mengatakan, kalau RSUD pasti akan membayar hutang - hutangnya, dirinya juga mengerti kalau distributor itu mungkin mengutamakan yang beli langsung bayar.
"kalo kita kan tidak bisa seperti itu, pembayaran dulu dari BPJS dan pihak lain, pendapatan kita kan 80 persen dari BPJS, bukan dari umum," katanya.
Poltak juga mengatakan, pihaknya sudah berupaya semaksimal mungkin bekerja sama dengan penyedia obat, tapi memang ada beberapa yang terkendala.
"Mungkin mareka pengen yang cepat - cepat beli langsung bayar," tuntasnya.
Penulis : Rovi Andila
No comments:
Post a Comment